Wednesday, November 09, 2005

Dibalik Maaf Hanifah

.



‘Nif…urat malu aku udah putus’
‘Kamu mungkin udah bosen dengerin semua omonganku ini’
‘Jawab dong Nif….jangan cuman nunduk gitu’
Hanifah sedikit mengangkat wajahnya, menatap sekilas kearah Siqo, tersenyum kecil, tapi kemudian mengalihkan pandangannya lagi.
‘Nif……’ nada suara Siqo seperti merengek.
‘Kamu nggak berani menatap mataku?’
‘Aku nggak biasa ngomong sama orang tanpa melihat sorot matanya….’
‘Dari situ aku bisa membaca, dia lagi bete, males, benci atau suka saat aku ajak ngomong…’
‘Atau kamu takut aku ngeliat kalo sebenarnya kamu juga suka sama aku?’
Hanifah sedikit tersentak, terlihat matanya sedikit berkilat mendengar ucapan Siqo sebelum kemudian menundukkan pandangannya lagi.
Kemudian berbisik pelan ’kamu tahu alasanku Qo…’

Siqo menarik nafas panjang.
Pandangannya dialihkan ke tempat parkir kampus yang ramai, matanya menerawang.
Dia tidak habis pikir bagaimana dulu dia bisa jatuh cinta pada gadis yang duduk satu depa disebelahnya.
Padahal dia bisa dapetin gadis yang lebih cantik, lebih modis daripada Hanifah.
Hanifah yang awalnya dinilai angkuh.
Gadis yang membentengi dirinya dengan batasan-batasan yang kadang tidak masuk akal menurutnya.
Yah…seperti sekarang ini.
Duduk berjauhan, dengan buku dipangkuan dan hampir tidak pernah saling berpandangan, belum lagi diganggu oleh mahasiswa-mahasiswa yang berseliweran didepan mereka.
Bukannya saling berhadapan, ditempat yang sepi dan romantis, seperti layaknya orang-orang lain saat membicarakan masalah pribadi mereka…..masalah perasaan.
Siqo kadang jengah sendiri, takut disangka orang gila yang sedang ngomong sendiri.
Padahal jelas-jelas kali ini dia sedang mengungkapkan isi hatinya pada gadis yang dicintainya.
Lagi.
Iya, lagi. Entah sudah berapa kali dia ngomong tentang perasaannya pada Hanifah.
Tapi gadis itu adem-adem aja, tidak memberikan jawaban yang memuaskan.

‘Assalamu’Alaikum ukhti…’
‘Nisa…..Wa’alaikum salam’ Hanifah menyambut kedua tangan Annisa dengan senyum terkembang.
‘Eh…jadi berangkat rapat nggak?’ tanya Annisa.
‘Jadi dong….yuk sekarang’ sambut Hanifah sambil menggandeng tangan Annisa melangkah melewati Siqo yang cuman ternganga melihat kepergian kedua gadis itu.
‘Yuk..mari …Assalamu’alaikum’ sempet Siqo dengar Hanifah berpamitan padanya.
‘Wa’alaikum salam…..’jawab Siqo rada telat sambil melihat ujung jilbab lebar Hanifah menghilang berbelok diujung lorong.
Gagal lagi….batin Siqo.

* * *
‘ Nif…kamu masih meladeni cowok itu?’
‘Dia sudah kayak bayang-bayang kamu aja…’
‘Kamu kajian, dia ngikut….kamu ikut kegiatan, dia ada juga…’
‘Nggak risi kamu diliatin temen-temen??’ cecar Annisa.
‘Nisa sayang…bagus dong dia ikut-ikut kajian, bantu-bantu pas kegiatan.
Kok malah disirikin sih??’ kerling Hanifah menggoda sahabatnya.
‘Eh…sapa juga yang nyirikin dia!!
Aku kan Cuma nggak pengen kamu diomongin temen-temen gara-gara ulah si Siqo itu’ jawab Annisa cemberut.
‘Udah ah…aku yakin temen-temen nggak bakalan ngomongin aku dibelakang. Orang aku nggak ngapa-ngapain kok’ balas Hanifah.
‘Uh …kamu tu….kalo dibilangin’sahut Annisa sambil manyun mendengar jawaban Hanifah.
Eh..sebenarnya gimana sih perasaanmu sama Siqo?’ desak Annisa.
Hanifah cuman tersenyum mendengar pertanyaan sahabatnya itu, sambil menggeret tangannya segera masuk ke ruang rapat, sebelum muncul pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin dia sendiri tidak mampu menjawabnya.

* * *
‘Nif, besok aku ada pertandingan.Kmu liat ya?
Aku tunggu dibawah perpus jam stgh 4, kita brkt barengan.’
Baru saja sms itu terkirim ke nomor Hanifah, Siqo kemudian sibuk menyiapkan sepatu bolanya, kaos kaki plus pelindung tulang kering buat pertandingan besok.
Besok adalah pertandingan pertama antar Fakultas, dan dia adalah gelandang utama Fakultas Ekonomi.
Gimana tidak? Dia juga terdaftar sebagai pemain gelandang kesebelasan Divisi Utama dikotanya.
Meski dia lebih sering duduk dibangku cadangan karena kalah bersaing dengan legiun-legiun asing yang dikontrak kesebelasan itu.

‘Huh…kok lama banget sih jawab smsnya’batin Siqo.
‘Gmn Nif? Mau gak? Kok gak dibales sih?’ ulang Siqo di smsnya.
Tapi kayaknya mengikuti nasib pendahulunya, sms inipun lama gak dibales.
Nggak sabar lagi, akhirnya Siqo coba menelpon.
2 kali nada tersambung, habis itu telponnya langsung direject.
Makin sebel saja dia,
‘Huh..sepertinya Hanifah mulai menjauhi aku.
Jadi dia bener-bener gak suka ama aku?
Jadi ini salah satu caranya buat nunjukin perasaannya sebenarnya?
Baru kali ini aku merasa dipermainkan cewek.
Digantung perasaannya, gak ada jawaban tegas’ batin Siqo bergejolak.
Lamunan Siqo terputus, ada sms masuk, dari Hanifah.
‘OK, besok habis ashar dibawah perpus’ balas Hanifah dismsnya.
‘Yiipiiii….!!’sorak Siqo kegirangan.
Saking girangnya, dia tendang tas yang barusan dia packing tadi.
Hilang sudah pikiran-pikiran buruk yang sempet mampir dikepalanya tadi.
Harapan itu tumbuh kembali.

* * *
Sudah sepuluh menitan Siqo mondar mandir dibawah perpus lengkap dengan seragam bolanya.
Emang sih dia datang lebih awal, dan lagi ini juga belum ada jam setengah empat.
Tiba-tiba ada sms masuk.
‘Aku nggak bisa ketemu kamu,klo kamu pake pakaian spt itu’ tulis Hanifah dismsnya.
‘Aduh…kenapa lagi ne anak’ batin Siqo
Dia dial no Hanifah
‘Kenapa Nif?’
“Maaf, kamu musti pake pakaian yang sopan dulu, baru aku mau ketemu kamu’
‘Sopan??’
‘Celana panjang’ potong Hanifah
Oooh….tanpa pikir panjang Siqo setengah berlari pergi kekamar kecil, dan dengan cepat balik lagi ketempat semula.
Tak lama kemudian dia lihat Hanifah keluar dari balik Ruang Dosen.
‘Jadi kamu sembunyi disitu to?’ tanya Siqo lugu.
‘Aku nggak sembunyi…..aku nunggu kamu berpakaian lebih sopan’
‘Loh..aku kan mau sekalian berangkat maen bola Nif??’ jelas Siqo.
‘Yah…tetep aja, kamu umbar aurat kemana-mana.
Apalagi kamu janjian ama cewe Qo….sopan dikit dong…’
‘Nif, aku kan pemain bola…?
‘So what? Perasaan kamu kemaren ngikut kajian masalah Hijab, masalah aurat.
Kamu tau kan batasan aurat laki-laki??’
‘Tapi kan aku maen bola Nif’ulang Siqo.
‘mana ada pemain bola yang pake celana panjang?
Kamu cari deh diseluruh dunia…..kamu gak bakalan nemuin.
Pemain sepak bola muslim tingkat duniapun kalo maen juga pake celana pendek.
Bahkan Zinedine Zidane, George Weah juga pake celana pendek.
Mereka Islam juga loh….
Itu mah sudah jamak….sudah umum’ cecar Siqo.
‘Hmm…’ Hanifah tersenyum.
‘Umum bukan berarti pasti bener.
Apa yang dilakukan orang-orang terkenal belum tentu bener’ jawab Hanifah sambil berlalu meninggalkan Siqo.
‘Nif…Hanifah…tapi kamu mau ngeliat aku maen kan?’seru Siqo.
‘Aku nggak bakalan ketemu kamu, selama kamu masih keukeuh pake pakaian seperti itu…’
Siqo melongo.

* * *
2 hari lewat tanpa ada kabar berita dari Siqo.
Hanifah berpikir ulang, apa dia terlalu keras terhadap Siqo?
Apa dia terlalu memaksa, padahal Siqo belum sampai ke taraf pemahaman mengenai hal ini.
Hanifah tahu, sepak bola adalah segalanya bagi Siqo.
Hobi sekaligus pekerjaan bagi Siqo.
Sepakbola yang dia geluti memberi Siqo penghasilan sekelas Manager tingkat menengah.
Hanifah takut, gara-gara perdebatan kemaren justru membuat Siqo menjauh dari Islam.
Islam yang seolah baru 6 bulan ini dikenal Siqo.
Bermula saat dia mengajak Siqo untuk ikut training keislaman 6 bulan lalu.
Siqo jadi dekat dengan dia, dekat dengan Islam.
Siqo jadi rajin ikut kajian, ataupun kegiatan-kegiatan rohis lainnya.
Siqo yang dia kenal sekarang, jauh berbeda dibandingkan Siqo yang dulu.
Siqo yang dulu senang dugem dan selalu dikerubutin cewek.
Sekarang menjadi Siqo yang menjaga pergaulannya, Siqo yang setahunya tidak pernah lagi memboncengkan wanita, sejak dia menolak tawaran Siqo untuk mengantarnya pulang.

‘Ya Rob…jangan kau biarkan Siqo menjauh dari dekapanMu’ doa Hanifah dalam hati.

1 new message, dari Siqo, batin Hanifah
‘Nif,besok ada waktu? Ada yg mau aku tanyain. Habis Ashar dibawah perpus yah?’
Alhamdulillah, terimakasih Rob. Siqo belum menghilang.

* * *
Hanifah hampir saja tertawa melihat pakaian Siqo.
Celana senam didobel dengan Seragam sepak bola, kaos kaki nyampe ke lutut plus deker lutut.
Untung warnanya senada….kalo tidak, Siqo bakal dianggap badut kesasar.
‘Begini boleh kan Nif?’tanya Siqo lugu.
Hanifah mengangguk cepat-cepat masih dengan senyum ditahan-tahan.
‘Ini yang terbaik yang bisa aku lakukan. Aku bukan kiper yang bisa pake training atau baju panjang Nif..’ jelas Siqo.
‘Iya…oke oke, trus apa yang pengen kamu tanyakan?’balas Hanifah sambil tetap tersenyum.
Atau kamu cuman pengen tahu pendapatku tentang seragam barumu ini?’ tanya Hanifah lagi.
‘Eh…itu salah satunya, tapi…..duduk dulu yuk’ ajak Siqo sambil menunjuk bangku dibawah tangga perpus.
‘Kamu nggak terburu-buru maen?’tanya Hanifah sambil menuruti ajakan Siqo.
‘Nggak kok…yante aja’balas Siqo.
‘Udah sholat?’ tanya Hanifah lagi.
‘Udah dong, malah pake sholat hajat segala….’jawab Siqo.
“Sholat Hajat?? Buat apa?? Biar menang??’cecar Hanifah.
‘Hm…ada dehh’ sambil senyum-senyum Siqo menjawabnya.
Ada jeda diantara mereka, sebelum Siqo menarik nafas dan membuka kembali percakapan.
‘Gini Nif….Aku serius sama kamu, kayaknya waktu Empat bulan ini sudah terlalu lama untuk kamu berpikir….dan buat aku menunggu.
Sudah lebih dari enam kali aku tanyakan hal serupa padamu Nif’

‘Delapan kali’batin Hanifah meralat.

‘Nif…aku merasa hanya kamu yang cocok buat aku.
Kamu yang bikin aku bisa seperti sekarang ini.
Kamu juga yang bisa merubah aku menjadi lebih baik.
Kamu yang membimbing aku memahami hal-hal yang sebelumnya untuk berpikir saja aku nggak sempet.
Lewat kamulah aku mendapatkan Hidayah ini Nif.
Dan aku nggak pengen kehilangan itu semua kalau aku jauh dari kamu.
Siqo menghela nafas sejenak.
‘Nif…..jaga aku…
Jadilah pacarku Nif….’ pinta Siqo.

Hanifah menarik nafas panjang, itu satu-satunya respon dari dia.
‘Kali ini kamu harus jawab Nif…kamu nggak boleh diem terus….’desak Siqo.
Hanifah masih tertunduk.

‘Maaf…..’ lirih Hanifah menjawab memecah kebisuan diantara mereka.
Pias wajah Siqo.
Meski sudah kesekian kalinya dia mendengar penolakan itu, tetap saja sakit rasanya.

‘ Baiklah Nif…saya cuman berharap ini terakhir kalinya kamu ngomong gitu….’
Dan asal kamu tahu Nif…aku ikut kajian, training segala macem, aku sempurnakan niat ibadahku, aku belajar ngaji lagi atau aku pake pakaian seperti ini bukan cuma untuk mendekati kamu Nif…
Aku belajar untuk menjadi lebih baik.
Aku pengen menjadi lelaki yang pantas buat kamu Nif….
Aku inget omongan kamu….kalo Laki-laki baik untuk wanita baik-baik.
Dan Kamu adalah wanita baik…..untuk itu aku akan berusaha jadi laki-laki baik.
Siqo diam sejenak seolah meresapi janji yang baru saja dia ucapkan.
‘Jangan takut Nif…penembakan ini akan aku genapkan menjadi 8 kali’ sambung Siqo sambil meleletkan lidah.
Hanifah tersenyum melihat Siqo sudah bisa bercanda lagi, dan dalam hati dia berkata ‘bukan 8, tapi sepuluh kali Qo’

‘OK …sekarang kamu mau melihat aku maen bola kan?’ tanya Siqo.
‘Maaf…nggak bisa Qo..’
‘Haah Knapa lagi…kan aku udah nutup aurat?’bela Siqo
‘Tapi temen-temen kamu belum kan? Masak kamu rela aku melihat aurat temen-temen kamu?’ balas Hanifah.
Siqo tidak berkutik, apalagi mendengar kata”rela”tadi.
Hati Siqo jadi berbunga-bunga. Huhu…
‘Okelah’ jawab Siqo sambil menyangklong tasnya, berdiri dan pura-pura ngambek.
‘Qo…
‘……’
‘Tapi aku bakal doain kamu’ sambung Hanifah lirih, sambil memegang ujung tas Siqo.
‘…..’
Ya Gusti Allah….Hanifah memegang ujung tasku???
Kontak fisik pertama dari Hanifah, meski cuman ujung tas’ batin Siqo berteriak, hatinya mengembang, bangga, puas, haru campur aduk jadi satu.
‘Makasih Nif….’Siqo tersenyum meninggalkan Hanifah. Senyum termanis yang dia punya.
Tinggal Hanifah yang termangu menatap punggung Siqo.

‘Ya Rob…ampuni aku, Aku nggak mau jadi pacar laki-laki baik itu
Aku mau jadi istrinya ya Allah…’

‘Ahh..Siqo…Bukan seperti itu caranya melamar seorang akhwat.
Besok aku usulin deh diadakan kajian tentang Munakahat, bagaimana cara mengkhitbah seorang akhwat.
Ikut ya Qo…’batin Hanifah sambil tersenyum.

6 comments:

Anonymous said...

kepada mas indri yang dimuliakan alloh..
ketika obing membaca postingan2 mas indri yang satunya,obing sebenere ga nyangka mas indri bisa cerita yang menurut hati obing..agak kurang syar'i.tapi pas ngebuka yang ini obing jadi positif thinking,afwan jika sempet suuzond.semoga tetep istiqomah ya....

tari said...

hiks..hiks....aku mauuuuuu....

"emas indri" said...

huhu....sorry gak bisa dolan ket blog kalian.
habis nggak di publish sih....

Anonymous said...

Halooooooooooo... Gak kerasa loh sebentar lagi kita bakal ngerayain hiatus blog ini hehe :@
Pemiliknya kemana yaaah?? lagi kehabisan ide utk nulis?
lg gak mood? ato karyanya emang sengaja gak dipublish diblog lg? ato.. ceritanya udah rampung tp bingung ngasih judul?

Anonymous said...

Halooooooooooo... Gak kerasa loh sebentar lagi kita bakal ngerayain 1 th hiatus blog ini hehe :@ Pemiliknya kemana yaaah?? lagi kehabisan ide utk nulis?
lg gak mood? ato karyanya emang sengaja gak dipublish diblog lg? ato.. ceritanya udah rampung tp bingung ngasih judul?

.n.a.n.a. said...

kereeenn.....